Jumat, 30 Juli 2010

Cerita Gadis Kecil Dan Sang Pemulung


Mata gadis kecil itu polos.Mata yang[barangkali]belum mengenal dunia orang dewasa yang gelimang maksiat.Ia masih berseragam sekolah merah putih.Saya tidak tahu berapa umurnya.Saya juga tidak tahu namanya.Begitu pula ihwal nama orang tua dan alamat rumahnya.Tak ada secuil informasi pun tentangnya yang mengisi benak saya.
Meski saya akui di kepala saya meloncat-loncat pelbagai tanda tanya segala hal ihwalnya
Saya kerap melihatnya bersandar di sebuah gerobak sampah seraya membaca buku atau memegang
pena,menulis sesuatu di buku.Di gang yang lumayan sepi itu,ia kadang khusuk mempelajari sesuatu.Ia tak terlalu peduli siapa saja yang lewat dan memperhatikannya.Barang kali itulah hidupnya.Barang kali demikianlah jalan nasib nya.

Sesekali,saya dapati ia tengah bersendau gurau bersama laki-laki kurus dengan rambut dan misai yang tak terurus.Lelaki berpakaian lusuh dan dekil yang saya yakin ayahnya.Laki-laki yang berprofesi sebagai pemulung,sepertinya.Laki-laki usia 40 tahunan,barangkali.Entahlah.
Setiap melalui gang itu,sepeda ontel saya berhentikan sejenak.Dan saya sempatkan menelisik tentangnya,seorang anak yang tekun belajar di pinggir gerobak sampah,seoarang bocah masa depan yang tak peduli ruab bau sampah,salah satu generasi masa depan yang tak malu berayah memulung sisa-sisa kotoran.
Ia adalah kontras kehidupan anak-anak kecil masa kini,yang hidupnya melek internet dan fasih mengotak-ngatik HP atau BB[Black Berry],yang penampilannya kinyis-kinyis dan kerap mengisi liburan di mal-mal,yang tempat belajarnya di tempat yang higienis dan wangi,yang asupan sarapannya nutrisi bergizi dan terpilih;ya..anak-anak yang orang tuanya bekerja di tempat yang bersih dan ber-AC.

Ia mungkin tak seberuntung anak-anak manja itu,tapi ia anak yang terbiasa menghirup sampah kala mendaras ilmu,anak yang terbiasa dalam keprihatinan dan kesempitan.Bisa jadi,kelak di suatu masa ,yang akan memimpin anak-anak manja itu.Bagi saya,ia dan ayahnya adalah ''guru''kehidupan yang kebetulan saya jumpai di sebuah gang lengang .Ia,gadis mugil itu,serupa spirit yang menerbitkan semangat bahwa belajar,mengais ilmu,tak perlu bersyarat kemapanan,tempat yang nyaman dan penyejuk udara,materi berlimpah,dan orang tua yang berkecukupan guna memenuhi kemauan anaknya.

Bukankah di luar sana,kita pernah mendengar kisah anak kaum papa yang berhasil dalam studi dan meraih mimpinya?Tengok saja tokoh Ikal dan Arai dalam novel Laskar Pelangi yang kemudian difilmkan.Itu contohnya.Dari gadis kecil itu pula,saya belajar mengkhidmati untuk tetap ceria menghadapi kegetiran.Ia barangkali tak bisa membanggakan bahwa ayahnya bukan seorang pejabat penting,politisi,atau pekerja kantoran berdasi;tapi ia percaya bahwa bersama sang ayah yang mengais-ngais sampah itu ada harapan untuknya meraih mimpi.

Karna itulah,ayah si bocah mengajarkan kepada saya ihwal fighting spirit for a better life,semangat berjuang untuk satu kehidupan yang lebih baik,bagi anak dan keluarganya.Saya bayangkan,ia pernah berkali-kali melamar sebuah pekerjaan dengan sejumlah penolakan tak ada lowongan,Atau juga mungkin ia hanya lulusan SD yang tak punya skill dan kalah persaingan di daerah rantau dengan perantau lainnya.Tapi,ia tak pernah menyerah,ia kerahkan segala daya dan energi yang dimilikinya untuk bertahan hidup.Hingga jadilah ia bekerja memulung sampah.Bagi saya,sebagai manusia ia tentu saja begitu mulia,tak seperti para pengemis muda yang gagah dan kerap meminta-minta atas nama agama.

Kini,setiap melihat gadis mungil itu tengah belajar di gerobak sampah ayahnya,saya membayangkan malaikat tengah membentangkan sayap untuknya.Memeluk mimpi dan cita-citanya.Bukankah Nabi pernah bersabda;''Dan sesungguhnya malaikat meletakkan sayap-sayapnya bagi penuntut ilmu,tanda ridha dengan yang dia perbuat.''[HR.Muslim].
Kini,setiap melihat ayah si gadis mungil itu tengah tetirah di gerobak sampahnya,saya teringang-ngiang hadits Nabi yang mengatakan;''Sekiranya salah seorang dari kamu membawa tali lalu pergi ke bukit untuk mencari kayu,kemudian ia pikul ke pasar untuk menjualnya demi menjaga kehormatannya,niscaya yang demikian itu lebih baik dari pada meminta-minta kepada orang lain,baik diberi maupun di tolak.''[HR.Muslim].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar